Minggu, 21 Maret 2010

Fisioterapi...???

GAMBARAN UMUM

Fisioterapi (Physical Therapy; PT; physiotherapy; physio) merupakan salah satu layanan kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan, memelihara, dan memaksimalkan gerak dan fungsi gerak individu atau kelompok yang mengalami gangguan gerak dan fungsi gerak akibat penuaan, cedera/trauma fisik, penyakit, dan faktor lingkungan lainnya. Fisioterapi termasuk salah satu tenaga kesehatan yang diakui di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, yaitu keterapian fisik.

Fisioterapi juga berfungsi untuk memaksimalkan kualitas hidup dan potensi gerak seseorang dengan memberikan pelayanan fisioterapi berupa promosi, prevention (pencegahan), penanganan (treatment/intervention), habilitasi dan rehabilitasi. Pelayanan tersebut melibatkan fisik, psikologis, emosional dan kesejahteraan sosial sebagai hasil interaksi antara fisioterapis, pasien/klien, profesi kesehatan lainnya, keluarga pasien, dan masyarakat dalam proses pemulihan potensi gerak dengan menggunakan pengetahuan dan skill yang dimiliki oleh seorang fisioterapis.

Seorang fisioterapis memanfaatkan riwayat medis pasien dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosa fisioterapi, menyusun rencana penanganan, termasuk dalam menganalisis hasil radiologi pasien dan melakukan tes elektrodiagnostik (seperti tes electromyograms dan tes refleks) bila diperlukan.

Pelayanan fisioterapi dapat dilakukan di mana saja, mulai dari rumah sakit, klinik, rumah pasien, kantor, pusat pendidikan dan penelitian, sekolah, pusat industri atau lingkungan kerja lainnya, sampai fitness centre dan pusat olahraga.


PENDIDIKAN

Pendidikan fisioterapi di Indonesia terdiri atas D3, D4, S1, dan Profesi. Pendidikan S2 dan Spesialis sedang dipersiapkan. Setiap jenjang pendidikan memiliki kompetensi dan kewenangan yang berbeda-beda. Pendidikan D3 dapat ditempuh dalam waktu paling cepat 3 tahun. Kewenangan pendidikan D3 adalah kewenangan yang bersifat prosedural/instruksional, yaitu melalkukan tindakan fisioterapi kepada pasien sesuai instruksi dari fisioterapis yang berkualifikasi minimal Pendidikan Profesi. Pendidikan D4 dapat ditempuh dalam empat tahun waktu normal untuk lulusan SMA dan satu sampai dua tahun untuk lulusan D3 Fisioterapi. Seorang dengan lulusan D4 tidak bisa melakukan praktek mandiri, kecuali melanjutkan ke Pendidikan Profesi. Pendidikan S1 dapat ditempuh selama 4 tahun waktu normal untuk lulusan SMA dan dua tahun untuk alih jenjang dari D3 Fisioterapi. Lulusan S1 fisioterapi tidak diperkenankan melakukan tindakan fisioterapi kepada pasien kecuali setelah lulus Pendidikan Profesi Fisioterapi. Pendidikan Profesi Fisioterapi dapat ditempuh selama 1,5 tahun bagi lulusan D4 dan S1 Fisioterapi. Lulusan Profesi Fisioterapi memiliki kewenangan untuk melakukan praktek fisioterapi mandiri. Pendidikan S2 Fisioterapi dapat ditempuh dalam waktu dua tahun bagi lulusan D4 dan S1 Fisioterapi. Pendidikan Spesialis dapat ditempuh oleh lulusan Pendidikan Profesi Fisioterapi.

Lulusan D4 dan S1 Fisioterapi dapat melanjutkan S2 Fisioterapi atau kesehatan di luar negeri. Saat ini beberapa lulusan fisioterapi Indonesia telah/sedang menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di luar negeri antara lain:

  1. PhD Physiotherapy & Rehabilitation di Curtin University, Australia
  2. Master & PhD Physiotherapy di Mahidol University, Thailand
  3. Master of Physiotherapy Cardiff University, Inggris
  4. Master of Physiotherapy Salford University, Inggris
  5. Master of Physiotherapy, Melbourne University, Australia
  6. Master of Health Studies, Birmingham University, Inggris
  7. Master of Disability Study, University at Bufallo, Amerika Serikat
  8. Master of Clinical Rehabilitation, Flinders University, Australia,
  9. Master of International Public Health, Griffith University, Australia


Daftar Institusi di Indonesia yang membuka Pendidikan Fisioterapi dapat dilihat di Pangkalan Data Kemenristekdikti dengan kata kunci "fisioterapi"

KARIR DAN PEKERJAAN

Di Indonesia seorang fisioterapis dapat bekerja di beberapa tempat antara lain rumah sakit pemerintah dan swasta, klinik mandiri fisioterapi, praktek bersama dokter, yayasan pembinaan anak cacat (YPAC), komite olahraga nasional indonesia (KONI), klub sepak bola, timnas sepakbola, klub olahraga, balai besar kesehatan paru (BBKP), dan Stroke Center. Bagi yang telah lulus pendidikan S2 dan S3 Fisioterapi maupun kesehatan, dapat bekerja sebagai dosen di institusi fisioterapi.
 
BEBERAPA KONDISI YANG BIASA DITANGANI FISIOTERAPI

1. Stroke

Stroke adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan di otak (pendarahan atau penyumbatan aliran darah). Gejala utamanya adalah kelumpuhan anggota gerak sebelah (kiri atau kanan), muka merot sebelah, gangguan kognitif, dan kesulitan bicara atau menelan. Tugas fisioterapis pada kondisi stroke adalah membantu melatih kembali anggota gerak yang lumpuh untuk beraktivitas seperti sebelum sakit. Terapi yang dilakukan biasanya berupa penguatan otot-otot tangan dan kaki, stabilisasi otot pinggang, latihan duduk, berdiri dan berjalan, latihan menggenggam, dan latihan meraih.

2. Nyeri Pinggang Bawah

Nyeri pinggang bawah adalah kondisi paling sering dialami oleh hampir setiap orang. Nyeri pinggang bawah yang bersifat akut biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun ada nyeri pinggang bawah yang berlangsung lama hingga lebih dari tiga bulan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, namun yang paling umum adalah ketegangan otot dan jepitan saraf. Nyeri pinggang bawah bisa ditangani dengan fisioterapi. Fisioterapis bisanya menggunakan terapi listrik berupa pemanasan dengan lampu infrared, terapi arus listrik, dan latihan-latihan seperti peregangan otot, penguatan otot, serta mobilisasi sendi.

3. Penyakit Jantung

Tujuan fisioterapi pada penyakit jantung adalah pemberian latihan aerobik untuk menjaga kesehatan jantung pasien. Latihan yang diberikan oleh fisioterapis disesuaikan dengan kondisi pasien. Dengan latihan yang diberikan oleh fisioterapis, diharapkan bisa meningkatkan toleransi beraktivitas pasien, sehingga tidak cepat lelah ketika melakukan aktivitas sehari-hari.

4. Gangguan pernapasan

Pada kondisi gangguan pernapasan, fisioterapis biasanya menggunakan nebulizer, yaitu alat penghangat udara yang dihirup pasien sehingga bisa mengencerkan lendir yang terkumpul dalam paru-paru pasien. Selain itu, fisioterapis juga menggunakan teknik khusus untuk membantu mengeluarkan lendir dari paru-paru pasien.

5. Patah tulang

Pada kondisi patah tulang, yaitu setelah dilakukan penanganan oleh dokter, fisoterapis dapat membantu memulihkan fungsi anggota gerak yang mengalami patah tulang tersebut. Penanganan fisioterapis disesuaikan dengan fase pemulihan pasien. Pada fase awal, fisioterapi bisa memberikan latihan untuk mempercepat proses penyembuhan. Selanjutnya, fisioterapi memberikan latiha penguatan agar pasien bisa beraktivitas kembali menggunakan anggota gerak yang patah tersebut.

6. Cerebral Palsy

Cerebral Palsy merupakan gangguan tumbuh kembang yang paling sering dialami oleh bayi dan anak-anak. Salah satu gejalanya adalah kelemahan fisik sehingga anak mengalami keterlambatan duduk, berdiri dan berjalan. Pada kondisi ini, fisioterapi memberikan latihan kepada anak yang mengalami cerebral palsy agar mampu mengejar keterlambatan tumbuh kembangnya.

7. Cedera Olahraga

Seorang fisioterapis sangat penting perannya dalam sebuah klub olahraga, terutama sepak bola. Dalam sepak bola, seorang fisioterapis bertugas saat pertandingan. Ketika seorang pemain cedera di lapangan, maka fisioterapis akan berlari dan memeriksa pemain tersebut serta memberikan terapi agar mampu bermain kembali. Fisioterapis jugalah yang menentukan bahwa pemain tersebut tak layak bermain lagi dan harus diganti. Di luar pertandingan, fisioterapis bertugas untuk memberikan latihan pemulihan bagi pemain yang cedera. Dengan latihan fisioterapi, maka pemain dapat bermain dengan aman dan nyaman serta mengurangi resiko cedera permanen yang bisa mengakhiri karir sepak bola seseorang, misalnya pemain yang memaksa bermain walau dalam keadaan cedera yang belum pulih dengan baik.

PENUTUP
 
Seperti itulah kira-kira gambaran tentang apa itu fisioterapi dan perannya dalam dunia kesehatan. Semoga dengan artikel ini dapat menambah pemahaman pembaca tentang fisioterapi.

REFERENSI

Wikipedia
UU No. 36 tahun 2014
Pangkalan Data Dikti
Ikatan Fisioterapi Indonesia