Kamis, 13 Maret 2014

Kemandirian Fisioterapi

WCPT meyakini bahwa seorang fisioterapis, sebagai profesi yang mandiri, harus memiliki kebebasan untuk melaksanakan penilaian dan pengambilan keputusan secara profesional, di mana pun ia melakukan praktek fisioterapi, selama hal tersebut masih dalam pengetahuan, kompetensi dan ruang lingkup praktik fisioterapi.

Fisioterapis bekerja sebagai praktisi yang mandiri sekaligus sebaga anggota tim layanan kesehatan, dan patuh terhadap terhadap prinsip-prinsip etika WCPT, kode etik dan best practice di negara tempat ia melakukan praktek fisioterapi. Fisioterapis mampu bertindak sebagai praktisi kontak pertama, dan pasien/klien dapat meminta langsung layanan fisioterapi tanpa harus ada rujukan dari profesi kesehatan lainnya, meliputi promosi kesehatan, pencegahan, pemeriksaan/penilaian, evaluasi, intervensi/penanganan dan evaluasi hasil. Tindakan seorang fisioterapis adalah tanggung jawab sendiri, dan keputusan profesional yang ia buat tidak dapat dikontrol atau diganggu gugat oleh yang mempekerjakannya, profesi kesehatan lain atau pihak mana pun.

Selain menjelaskan kemandirian fisioterapis, Deskripsi WCPT tentang fisioterapi menyatakan bahwa prinsip etika mengharuskan fisioterapis untuk menghargai kebebasan pasien/klien atau wali dalam mencari layanan fisioterapi.

 WCPT mendorong organisasi anggotanya untuk mendukung dan mengupayakan:
  • Pemenuhan persyaratan pendidikan profesi dasar fisioterapi yang berpedoman pada persyaratan yang ditetapkan oleh WCPT 
  •  Pengakuan pemerintah dan profesi lain tentang fisioterapi sebagai suatu profesi yang mandiri
  • Pasien / klien memiliki akses langsung ke fisioterapi dan layann fisioterapi yang membolehkan adanya rujukan sendiri dari pasien (self-referall)
  • Pelaksanaan prosedur yang menunjang pengorganisasian fisioterapi secara mandiri dan bertanggung jawab

Di Indonesia, kemandirian profesi fisioterapi diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 80 Tahun 2013

Sumber:   
  1. WCPT
  2. IFI 

Selasa, 11 Maret 2014

Definisi Fisioterapi

WCPT menganjurkan agar profesi fisioterapi bertanggung jawab untuk menjabarkan cakupan praktek profesi dan mendefinisikan peranan fisioterapis. Dalam skala nasional, organisasi fisioterapi nasional bertanggung jawab untuk mendefinisikan fisioterapi dan peran fisioterapis yang relevan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan negara nya dan harus disesuaikan dengan pedoman internasional yang telah disepakati dan ditetapkan oleh WCPT. Organisasi fisioterapi nasional bertanggung jawab untuk mencari dukungan undang-undang/peraturan/pengakuan yang menegaskan ciri khas dan kemandirian praktek fisioterapi, termasuk ruang lingkup praktek yang ditetapkan.

Ruang lingkup praktek fisioterapi bersifat dinamis dan responsif terhadap kebutuhan pasien / klien dan masyarakat akan kesehatan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi saat ini, peninjauan berkala diperlukan untuk memastikan ruang lingkup praktek fisioterapi berdasar pada evidence base terbaru dan senantiasa disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan kesehatan saat ini. Penelitian terus memberikan bukti baru mengenai ke arah mana praktek fisioterapi dikembangkan di masa yang akan datang. Tidak ada yang lebih nyata dalam hal ini untuk dijadikan sebagai landasan melainkan pemahaman kita tentang gerakan manusia yang sangat penting bagi pengetahuan dan skill fisioterapis.

APA ITU FISIOTERAPI?

Fisioterapi memberikan layanan kepada individu dan masyarakat untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan kemampuan fungsional dan gerak maksimal sepanjang kehidupan. Hal tersebut termasuk menyediakan layanan pada kondisi dimana gerak dan fungsi gerak terancam oleh faktor penuaan, cedera, kesakitan, penyakit, kelainan, atau kondisi lingkungan. Gerakan fungsional merupakan hal penting untuk bisa dikatakan sehat.

Fisioterapi berfokus pada mengidentifikasi dan memaksimalkan kualitas hidup dan potensi gerak individu dalam lingkup promosi, pencegahan, penanganan/intervensi, habilitasi dan rehabilitasi. Hal tersebut meliputi kesehatan fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Fisioterapi melibatkan interaksi antara fisioterapis, pasien/klien, profesi kesehatan lainnya, keluarga pasien/klien, pengasuh dan masyarakat dalam proses dimana potensi gerak diperiksa dan tujuan disepakati, dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan khusus fisioterapis.

Fisioterapis yang handal dan profesional diharuskan untuk: 
  • Melakukan pemeriksaan/penilaian yang komprehensif pada pasien / klien atau sekelompok klien
  • Mengevaluasi hasil yang ditemukan dalam pemeriksaan/penilaian untuk membuat keputusan klinis mengenai pasien / klien
  • Merumuskan diagnosis, prognosis dan rencana tindakan
  • Memberikan konsultasi sesuai keahliannya dan menentukan kapan pasien/klien perlu dirujuk ke profesi kesehatan lain
  • Menerapkan program intervensi/penanganan fisioterapi 
  • Menentukan hasil setiap intervensi / penanganan 
  • Membuat rekomendasi untuk manajemen diri 
Pengetahuan fisioterapis yang luas mengenai tubuh manusia dan kebutuhannya akan gerak dan potensi gerak merupakan hal pokok dalam menentukan strategi diagnosa dan intervensi. Pengaturan praktik bervariasi sesuai dengan fokus/tujuan fisioterapi: promosi kesehatan, pencegahan, penanganan/intervensi, habilitasi atau rehabilitasi.
Ruang lingkup praktek fisioterapi tidak terbatas pada pelayanan pasien/klien secara langsung, tetapi juga mencakup: 
  • Strategi kesehatan masyarakat
  • Advokasi bagi pasien/klien dan bagi kesehatan
  • Supervisi dan pendelegasian kepada yang lain
  • Memimpin
  • Pengelolaan
  • Pengajaran
  • Penelitian
  • Mengembangkan dan menerapkan kebijakan kesehatan, secara lokal, nasional dan internasional 
Fisioterapis bekerja sebagai praktisi yang mandiri sekaligus sebagai anggota tim layanan kesehatan bersama profesi kesehatan lainnya, serta wajib mematuhi prinsip-prinsip etik yang ditetapkan oleh WCPT. Fisioterapi dapat bertindak sebagai praktisi kontak pertama, dan pasien/klien dapat memperoleh layanan fisioterapi secara langsung tanpa perlu ada rujukan dari profesi kesehatan lainnya.
Pendidikan dan praktek klinis fisioterapis bervariasi sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan politik tempat pendidikan dan praktek klinis diselenggarakan. Walaupun demikian, fisioterapi merupakan satu kesatuan profesi, dan kualifikasi profesi fisioterapi pertama yang diperoleh di setiap negara, menunjukkan bahwa seseorang telah menyelesaikann satuan kurikulum pendidikan fisioterapi yang memberinya hak untuk menggunakan gelar profesi fisioterapi dan melakukan praktek fisioterapi sebagai suatu profesi yang mandiri.
Dimana fisioterapi melakukan praktek?
Fisioterapi adalah bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan dan pelayanan masyarakat/kesejahteraan. Fisioterapis melakukan praktek secara mandiri terlepas dari penyedia layanan kesehatan lainnya dan juga dalam program rehabilitasi/habilitasi interdisiplin yang bertujuan untuk mencegah gangguan gerak atau mempertahankan/mengembalikan kualitas hidup dan fungsi gerak yang optimal pada individu yang mengalami gangguan gerak. Fisioterapis dapat melakukan praktek di berbagai tempat.
Fisioterapis berpedoman pada kode etis sendiri. Dengan demikian, fisioterapi dapat memiliki salah satu tujuan berikut:
  • Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu dan masyarakat dengan menekankan pentingnya melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara rutin  
  • Mencegah kelemahan, keterbatasan aktivitas, keterbatasan partisipasi dan disabilitas pada individu yang berisiko mengalami perubahan pola gerak karena faktor kesehatan, stres sosial ekonomi, faktor lingkungan dan faktor gaya hidup
  • Memberikan intervensi/penanganan untuk mengembalikan integritas sistem tubuh yang penting untuk bergerak, memaksimalkan fungsi dan memulihkan kesehatan, meminimalkan ketidakmampuan, dan meningkatkan kualitas hidup, kehidupan yang mandiri dan kemampuan kerja pada individu dan kelompok yang mengalami perubahan pola gerak akibat kelemahan, keterbatasan aktivitas, keterbatasan partisipasi dan disabilitas
  • menyesuaikan akses lingkungan, rumah dan lingkungan kerja serta meminimalisir hambatan untuk menjamin partisipasi penuh seseorang dalam menjalankan peran sosial nya sebagaimana biasa sesuai yang diharapkan.       
Apa ciri khas fisioterapi?
Asumsi berikut terkandung dalam uraian ini dan mencerminkan perhatian utama fisioterapi.
  • Gerakan merupakan unsur penting kesehatan dan kesejahteraan serta bergantung pada fungsi tubuh manusia yang terkoordinasi dan terintegrasi dalam beberapa tingkatan. Gerakan memiliki tujuan dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Fisioterapi diarahkan pada potensi gerak dan kebutuhan akan gerak pada individu dan masyarakat.
  • Individu memiliki kapasitas untuk berubah sebagai hasil tanggapan terhadap faktor fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Tubuh, pikiran dan jiwa berkontribusi terhadap pandangan individu terhadap diri sendiri dan memungkinkan nya untuk mengembangkan kesadaran akan kebutuhan gerak dan tujuan melakukan gerakan. Prinsip etis mengharuskan fisioterapis menyadari kebebasan pasien/klien atau wali dalam mencari layanan fisioterapi.
  • Fisioterapis dapat mengarahkan intervensi nya pada kelompok masyarakat tertentu. Kelompok masyarakat tersebut dapat berupa bangsa, negara dan wilayah, daerah, kelompok minoritas atau kelompok tertentu lainnya (misalnya program skrining skoliosis pada anak sekolah dan program pencegahan jatuh bagi lansia)
  • Merupakan bagian yang tak terpisahkan dari fisioterapi adalah interaksi antara fisioterapis dengan pasien/klien/keluarga atau pengasuh pasien/klien untuk membangun kesepahaman bersama. Interaksi ini sangat perlu demi mengubah kesadaran tubuh dan pola gerak ke arah yang positif, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Anggota tim interdisiplin juga perlu berinteraksi satu sama lain dan dengan pasien/klien/keluarga dan pengasuh pasien/klien untuk menentukan kebutuhan dan merumuskan tujuan intervens/penanganan fisioterapi. Fisioterapis juga berinteraksi dengan administrasi dan struktur tata kelola untuk menginformasikan, mengembangkan dan/atau menerapkan kebijakan dan strategi kesehatan yang tepat.
  • Praktisi profesi yang mandiri dipersiapkan melalui pendidikan profesi fisioterapi dasar. Fisioterapis menggunakan pertimbangan profesi untuk mencapai diagnosa yang akan mengarahkan pada intervensi/tindakan fisioterapi, habilitasi dan rehabilitasi bagi pasien/klien/masyarakat.
  • Diagnosa fisioterapi adalah hasil dari suatu proses penalaran klinis yang menghasilkan identifikasi terhadap kelemahan, keterbatasan aktivitas, keterbatasan partisipasi, pengaruh lingkungan atau kemampuan/disabilitas yang ada atau yang berpotensi. Tujuan diagnosa adalah untuk mengarahkan fisioterapis dalam menentukan prognosa dan strategi intervensi/penanganan yang paling tepat bagi pasien/klien serta memberikan informasi pada pasien/klien mengenai keluhannya. Dalam melaksanakan proses diagnosis, fisioterapi mungkin memerlukan informasi tambahan dari profesi kesehatan lainnya. Jika proses diagnosis menemukan hasil diluar cakupan pengetahuan, pengalaman atau keahlian fisioterapis, maka fisioterapis akan merujuk pasien/klien ke praktisi kesehatan lain yang sesuai.
Prinsip-prinsip yang mendukung deskripsi fisioterapi
WCPT telah mengembangkan deskripsi fisioterapi internasional ini berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut, yang mendorong organisasi anggota untuk menggunakannya dalam mendefinisikan ruang lingkup praktek fisioterapi secara nasional.
  
WCPT menganjurkan agar deskripsi tersebut harus:
  • Mengetahui dan menghormati sejarah dan akar profesi
  • Dibangun berdasarkan pada realitas praktik kontemporer dan pertumbuhan lembaga penelitian
  • Membolehkan adanya variasi dalam: budaya, nilai-nilai dan keyakinan, kebutuhan masyarakat akan kesehatan; struktur sistem kesehatan di seluruh dunia 
  • Menggunakan istilah yang dipahami secara luas dan terdefinisikan secara adekuat 
  • Mengetahui model dan definisi yang diterima secara internasional (misalnya definisi sehat menurut WHO, ICF WHO)
  • Menyediakan ruang bagi pertumbuhan dan pengembangan profesi ke depan dan untuk mengidentifikasi kontribusi unik fisioterapi  
  • Memahami pentingnya ilmu dan pengetahuan sains tentang gerak dalam kurikulum fisioterapi pada semua jenjang pendidikan.
  • Sebisa mungkin menekankan pentingnya praktek yang berbasis bukti
  • Mengapresiasi saling ketergantungan antara praktek, penelitian dan pendidikan dalam profesi fisioterapi
  • Memahami perlunya meninjau deskripsi tersebut secara terus menerus sebagai perubahan profesi dalam menanggapi kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan fisioterapi
  • Mengantisipasi pekerjaan yang akan lahir dari deskripsi ini sebagaimana digunakan untuk membantu pengembangan kurikulum dan identifikasi area penelitian
 
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka IFI merumuskan pengertian fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. 
 
Sekian. Semoga Bermanfaat
Sumber:  
  1. WCPT
  2. IFI 
          

Senin, 10 Maret 2014

World Confederation for Physical Therapy (WCPT)

WCPT, yang dibentuk pada tahun 1951, merupakan organisasi internasional tunggal fisioterapi, yang mewakili lebih dari 350.000 fisioterapis di seluruh dunia melalui 106 organisasi anggotanya. Konfederasi ini merupakan organisasi non-profit dan terdaftar sebagai organisasi amal di Inggris.

WCPT meyakini bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan dengan standar setinggi mungkin sesuai budaya nya yang diberikan dalam suasana kepercayaan dan penghargaan terhadap harga diri nya sebagai manusia, dan didukung oleh bukti ilmiah penjelasan klinis yang disampaikan secara lisan. WCPT berkomitmen untuk memajukan profesi fisioterapi dan meningkatkan kesehatan global melalui:
  • Mendorong terselenggaranya praktek, pendidikan, dan penelitian fisioterapi yang berstandar tinggi 
  • Mendukung terciptanya pertukaran informasi antar wilayah dan organisasi anggota WCPT 
  • Bekerja sama dengan organisasi-organisasi nasional dan internasional

 Sejarah

Pada tahun 1951, WCPT baru memiliki 11 anggota organisasi pendiri, yaitu Australia, Kanada, Denmark, Finlandia, Britania Raya, Selandia Baru, Norwegia, Afrika Selatan, Jerman Barat, Swedia, dan Amerika Serikat.

Kongres internasional pertama dan Rapat Umum Kedua diadakan di London pada tahun 1953, di mana saat itu komite eksekutif pertama terpilih.

Selama dekade pertama, keanggotaan meningkat menjadi 16 organisasi, meskipun WCPT tidak punya penghasilan tetap dan bergantung pada sumbangan sukarela dari organisasi anggota dan sumbangan berkala dari badan-badan internasional lainnya. Pada tahun 1961, WCPT memiliki penghasilan per kapita per tahun, kantor sendiri di London dan Sekretaris Jenderal.

WCPT memperkuat posisinya di kancah internasional dengan memperoleh status konsultatif dari PBB dan hubungan resmi dengan WHO. WCPT juga membangun kerja sama dengan lembaga sukarela internasional  seperti Rehabilitation International, World Medical Association, dan badan PBB seperti UNICEF.

Pada tahun 1991, WCPT membentuk lima wilayah bagian dengan komite regional tersendiri untuk meningkatkan komunikasi antar organisasi anggota pada wilayah yang sama dengan pandangan sosial ekonomi budaya yang serupa.

Sepanjang sejarahnya, WCPT telah mengembangkan statement, di antaranya kurikulum pendidikan, untuk mendukung pengembangan profesi. Pada rapat umum tahun 1995, serangkaian deklarasi statement prinsip dan posisi mulai diterapkan untuk pertama kalinya, menyediakan pedoman kebijakan dasar tentang praktek, pendidikan dan penelitian bagi organisasi anggota nya. Dokumen kebijakan baru mulai diterapkan di setiap rapat umum sejak saat itu, di antaanya deskripsi fisioterapi, standar praktik dan pedoman untuk pendidikan profesi fisioterapi tingkat pemula.

Awal milenium baru WCPT merayakan hari jadinya yang ke 50 dengan mengadakan pertemuan organisasi anggota untuk membahas tentang evidence based practice (praktik berbasis bukti). Pertemuan tersebut menitikberatkan pada bagaimana WCPT dan profesi fisioterapi di tahun-tahun mendatang. Internet telah dikembangkan sebagai cara utama WCPT menjalin komunikasi dengan organisasi anggotanya, memberikan potensi baru bagi fisioterapis di seluruh dunia dalam berbagi informasi dan berbagi keahlian. Keanggotaan WCPT telah berkembang dengan pesat, dengan total 106 anggota pada tahun 2011 dan 12 kelompok afiliasi spesialis.

WCPT telah mengadakan 15 kongres internasional sejak dibentuk, yang diadakan setiap 4 tahun sekali.

Hari Fisioterapi Dunia yang ditetapkan oleh WCPT pada tahun 1996, telah menjadi semakin populer dan berpengaruh. Setiap tahunnya organisasi fisioterapi di seluruh dunia menyelenggarakan kampanye dan kegiatan untuk merayakannya dan mempublikasikan peranan fisioterapis.

Sumber: WCPT